
PARIS, (IMD) -- Prancis
menghentikan pengiriman kapal perangnya
ke Rusia. Menurutnya, situasi saat ini tidak
tepat untuk mengirim dua kapal perang
pertamanya ke Rusia.
Dilansir dari BBC, kantor Presiden Francois
Hollande menyalahkan Moscow atas
intervensinya di Ukraina. Hingga kini,
Prancis pun tetap menolak menghentikan
pengiriman kapal dengan mengatakan
harus menghormati kontrak yang sudah
ada.
Menanggapi hal tersebut, wakil menteri
pertahanan Rusia Yury Borisov mengatakan
keputusan Prancis tidak akan membuat
rencana Moscow mereformasi pasukan
bersenjatanya terhenti. "Meskipun tentu saja
hal ini tidak menyenangkan dan menambah
ketegangan dengan mitra kami, Prancis,
pembatalan kontrak ini tidak akan menjadi
tragedi dalam modernisasi kami," jelasnya.
Menteri luar negeri Ukraina Pavlo Klimkin
pun berterima kasih kepada Prancis melalui
akun Twitternya atas keputusannya. Ia
mengatakan sangat penting untuk
memulihkan perdamaian di Eropa.
Vladivostok, dua helikopter pengangkut
pertama, dijadwalkan dikirimkan ke Rusia
pada akhir Oktober. Kemudian, Sevastopol
dijadwalkan dikirimkan pada tahun depan.
Namun, kantor Hollande pun mengatakan
meskipun gencatan senjata antara Ukraina
dan Rusia tercapai, Prancis tak ingin
melakukan pengiriman ke Rusia.
"Presiden
memutuskan meskipun tercapai gencatan
senjata, persyaratan pengiriman helikopter
pengangkut oleh Prancis tidak terpenuhi,"
katanya dalam pernyataannya.
Sebelumnya, Prancis menegaskan sanksi Uni
Eropa tak berlaku dalam kontrak Mistral
karena biayanya yang sangat mahal jika
dibatalkan. Kesepakatan pengiriman dua
helikopter tersebut senilai 1.2 milyar euro.
Russia selama ini membantah tuduhan yang
dilontarkan Barat dan Ukraina telah
mengirimkan persenjataannya ke
perbatasan Ukraina. Akibat krisis di Ukraina,
lebih dari 2.600 warga telah tewas. Lebih
dari satu juta orang pun dinyatakan
mengungsi.
SOE : REPUBLIKA
0 Komentar
Penulisan markup di komentar