Mantan Kepala Badan Intelijen
Negara ini mendukung referendum
membahas nasib Papua
Mantan Kepala Badan
Intelijen Negara AM Hendropriyono
setuju menggelar referendum
membahas Papua. Namun
referendum yang dimaksud Hendro
dilakukan seluruh rakyat Indonesia,
bukan hanya rakyat di Papua.
"Seluruh bangsa Indonesia ditanya,
setuju tidak Irian lepas dari
Indonesia. Pasti tidak akan setuju,"
kata Hendropriyono saat menghadiri
diskusi mengenai Pajak Impor Film di
Hotel Four Season, Jakarta, Rabu
malam 3 Juli 2011.
Ia menyatakan pemerintah harus
menolak usulan referendum yang
bersifat lokal khusus untuk rakyat
Papua. Sebab kata dia, referendum
untuk Papua pernah di
selenggarakan pada tahun 1969 dan
hasilnya memilih masuk Indonesia.
Kalau dilakukan referendum lokal,
kata Hendro maka akan terjadi
seperti Timor Timur dulu. "Kalau
ditanya, kita ingin pisah dari orang
tua," kata dia.
Hendro menambahkan, kalau kita
tidak terikat hukum dan moral pasti
kita inginnya bercerai saja. "Semua
orang mau bercerai kok," kata dia.
Hendro mencontohkan lagi, misalnya
sebuah desa yang berbatasan
dengan Malaysia di Kabupaten
Sintang, Kalimantan Barat, pernah
menyatakan ingin bergabung dengan
Malaysia dengan alasan sering
mendapat bantuan dari Malaysia.
"Itu kan gila," kata Hendro.
Rabu kemarin, ratusan orang Papua
berdemonstrasi menuntut
referendum digelar untuk
menentukan kemerdekaan. Aksi ini
dilakukan seiring dengan sebuah
pertemuan internasional digelar di
London, Inggris, membahas Papua.
@FN
0 Komentar
Penulisan markup di komentar