Publik masa kini mungkin sudah mengetahui bahwa Bandar Udara Halim Perdanakusuma, dulunya lebih lazim disebut Vliegeld (lapangan udara) Cililitan ketika dibangun dan dioperasikan di era Hindia Belanda. Fakta lain bahwa pangkalan udara ini milik TNI Angkatan Udara, orang-orang barangkali juga sudah mahfum.
Tapi, apakah masyarakat mengetahui bahwa Halim Perdanakusuma, yang diminta menampung pemindahan sebagian rute penerbangan komersial swasta dari Cengkareng, sebetulnya punya fungsi-fungsi khusus militer yang relatif dirahasiakan.
Marsekal Muda (Purn) TNI AU Prayitno Ramelan membagi sedikit rahasia Halim. Dia menilai, hal-hal yang sifatnya strategis tersebut jadi dasar tentara untuk enggan berbagi ruang terlalu banyak dengan kepentingan sipil.
Prayitno menyatakan, adanya aktivitas penerbangan jet pribadi, pengiriman dan pemulangan jamaah haji, serta keberadaan belasan sekolah penerbangan swasta selama belasan tahun terakhir sudah bikin jadwal latihan militer kelimpungan. Apalagi kini maskapai swasta sipil ikut menggunakan bandara itu, walau dibatasi hanya 126 penerbangan maksimal per hari.
“Kalau Halim semakin padat, nanti kita khawatir maskapai minta tambahan rute sekian-sekian, ya jelas yang akan dikalahkan kepentingan militernya,” kata Penasihat Menteri Pertahanan Bidang Intelijen era Gus Dur ini.
Lantas apa saja fungsi strategis Halim yang selama ini disembunyikan, sehingga penerbangan sipil tidak ideal dijalankan di sana? Berikut rangkumannya.
1. Berubah fungsi dimasa darurat
Halim Perdanakusuma di masa damai seperti sekarang terkesan hanya untuk kepentingan tamu negara dan jet pribadi. Jika kalangan awam hanya membayangkan fungsi militer berdasarkan keberadaan pesawat tempur, tentu Halim akan kalah dibanding Bandara Iswahyudi di Madiun yang punya F-16, atau Pangkalan Udara Makassar yang menyimpan Sukhoi seri terbaru.
Kendati demikian, Marsekal Muda (Purn) TNI AU Prayitno Ramelan mengingatkan bahwa saat terjadi kondisi darurat, entah peperangan atau serangan mendadak ke Tanah Air, kendali pertahanan udara Indonesia akan langsung dijalankan dari Halim.
“Kalau terjadi situasi emergency, pergerakan pesawat tempur nasional dikendalikan dari situ. Total, ada empat skuadron udara yang akan di bawah kendali Halim,” ujarnya.
Selain menjadi markas besar, sekarang Halim juga difungsikan sebagai pangkalan skuadron teknik pemeliharaan pesawat, serta batalion tempur korps Paskhas AU.
Perlu diingat lokasi Jakarta relatif terlindung sebab serangan udara awal dapat dihalau lebih dulu dari Pekanbaru, Makassar, dan Madiun. Itulah mengapa kendali teritorial lebih strategis dijalankan dari Halim.
2. Untuk mobilisasi tentara lewat udara
Ada alasan khusus markas besar TNI, dan unit-unit tempur lain berlokasi dekat kawasan Jakarta Timur. Tak hanya mabes Cilangkap, ada pula Markas Kopassus, Cijantung.
Ternyata, semua itu supaya mobilisasi di masa perang mudah dilakukan lewat Bandara Halim Perdanakusuma, yang berlokasi juga di Jakarta Timur, tepatnya Cililitan.
Prayitno menyatakan, salah satu unit tempur yang paling membutuhkan fasilitas Halim adalah Batalyon Infanteri Lintas Udara 328, Brigif Kujang, yang berlokasi di Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat.
Di Indonesia, penerjunan pasukan penerjun payung untuk perang infanteri paling kuat dipasok dari dua titik. Pertama Halim Perdanakusuma, kedua Bandara Abdulrahman Saleh, Malang.
“Dua pangkalan kita itu punya pesawat Hercules untuk memudahkan mobilisasi penerjun payung. Makanya Kostrad di Cilodong didekatkan dengan halim, Brigif di Malang juga didekatkan Bandara, itu suatu sistem pertahanan,” kata Prayitno.
3. Titik evakuasi presiden dimasa darurat
Jika ada kondisi-kondisi darurat yang menyebabkan presiden Indonesia harus dievakuasi, maka titik keberangkatannya adalah Halim Perdanakusuma. Itu sebabnya, akses jalan ke Halim sejak awal tak pernah dibikin luas. Jalan utama cuma satu saja dari tol Cawang, dengan dua lajur. Selain tentu jaraknya dari Istana Negara juga lebih dekat dibanding Cengkareng.
Di area dalam bandara juga tak ada apron alias tempat naik turun penumpang yang lebar. Sebab, dibayangkan memang hanya orang penting saja yang melalui fasilitas militer tersebut. Karena alasan itu pula, Halim cuma memiliki satu landasan pacu sepanjang tiga kilometer. Agar pergerakan pesawat lancar di saat darurat sekalipun.
Prayitno menambahkan, pengelola bandara Halim sudah punya prosedur tetap untuk pelayanan presiden atau tamu penting kenegaraan.
“Prosedurnya itu dalam 30 menit saja semua aktivitas di landasan pacu harus ditutup,” ungkapnya.
Hal ini membuat purnawirawan AU yang sekarang aktif sebagai intelijen di BNPT itu merasa khawatir dengan komersialisasi Halim. Dia takut, penumpang sipil juga tidak akan nyaman terbang dari bandara di Jakarta Timur itu karena akan sering delay karena penutupan darurat.
“Penerbangan VIP itu semua di Halim, padahal nanti setelah ada penerbangan komersial, traffic penerbangan akan padat sekali,” keluhnya.
4. Pusat latihan ujicoba pesawat udara
TNI AU punya jadwal latihan rutin pesawat udara. Di area sekitar DKI, berpusat di Halim, ada rute latihan yang lazim dimanfaatkan para pilot tempur, yakni Bogor Area dan Pelabuhan Ratu. Sesekali, para pilot akan terbang sampai ke Lampung.
Latihan rutin ini sangat penting bagi para pilot. “Mereka secara periodik beberapa jam dalam seminggu harus menerbangkan pesawat macam-macam, terbang malam juga, macam-macam jenis latihannya, dan itu dilakukan basisnya dari Halim,” kata Prayitno Ramelan.
Jika sementara ini penerbangan komersial dijalankan pula di Halim, maka ritme latihan itu terganggu. Diskusi antara Mabes AU dengan Kementerian Perhubungan, diambil kesepakatan bahwa jam 06.00 hingga 12.00 WIB tentara punya porsi lebih pemanfaatan Halim.
Tapi Prayitno sangsi periode jam tersebut kurang efektif buat latihan. Sebab, ada latihan yang perlu dijalankan sore, ada pula yang harus disimulasikan malam hari.
“Kalau ada penerbangan komersial, nanti akan terganggu. Ini perlu diwaspadai,” cetusnya.
Sebagai informasi, penerbang yang berlatih di Halim tidak hanya dari AU saja, melainkan juga TNI Angkatan Laut. Belum lagi para tentara yang bertugas di divis terjun payung.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar